Pada
bulan Februari 2016 Nusa Tenggara Barat mengalami deflasi sebesar 0,02
persen. Angka inflasi ini berada dibawah angka deflasi nasional yang
tercatat sebesar 0,09 persen.
Dari
82 kota yang menghitung IHK, tercatat 30 kota mengalami inflasi dan 52
kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan
sebesar 1,02 persen diikuti oleh Kota Padang sebesar 0,86 persen.
Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,02
persen diikuti Kota Madiun dan Sukabumi sebesar 0,03 persen. Deflasi
terbesar terjadi di Kota Merauke sebesar 2,95 persen dan terkecil di
Kota Sibolga, Bogor, Sumenep dan Makassar sebesar 0,02 persen. Untuk
wilayah Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram mengalami deflasi sebesar 0,12
persen dan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 0,38 persen.
Deflasi
Nusa Tenggara Barat bulan Februari 2016 sebesar 0,02 persen terjadi
karena adanya penurunan indeks pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar sebesar 0,49 persen dan Kelompok Bahan Makanan
sebesar 0,23 persen. Sedangkan kenaikan indeks terjadi pada Kelompok
Sandang sebesar 0,74 persen; Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa
Keuangan sebesar 0,46 persen; Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah
raga sebesar 0,24 persen; Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok &
Tembakau sebesar 0,20 persen dan Kelompok Kesehatan sebesar 0,19 persen.
Laju
inflasi Nusa Tenggara Barat tahun kalender (Februari 2016 – Desember
2015) sebesar 1,13 persen, dan laju inflasi “tahun ke tahun” (Februari
2016 – Februari 2015) sebesar 4,72 persen.